SINGAPURA, KOMPAS.com – Memulai transisi menuju new normal hidup bersama dengan Covid-19, Singapura akan memperlakukan wabah tersebut seperti flu biasa.
Menurut Menteri Kesehatan Ong Ye Kung, Kebijakan ini berarti Singapura memilih tidak mengejar nol angka kasus virus corona yang masih dikejar sejumlah negara seperti Australia dan Selandia Baru.
“Warga tetap akan ada yang terinfeksi namun mereka akan pulih. Jadi Covid-19 akan sama seperti flu biasa. Kita tidak mungkin melenyapkannya seperti menghilangkan virus campak.” kata Ong ketika diwawancarai The Straits Times, Kamis (1/7/2021).
Baca juga: Singapura Persiapkan Rencana Hidup Bersama Covid-19
Salah satu kebijakan penting hidup dengan Covid-19 yang akan dianggap endemik adalah pemakaian masker.
Menteri Ong menyebutkan, masker tetap menjadi salah satu cara paling efektif untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Menurut menteri berusia 51 tahun itu, pencabutan kewajiban pemakaian masker akan menjadi kebijakan terakhir yang dievaluasi di new normal.
Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.
Daftarkan email
“Kalaupun akhirnya dicabut, kebijakan ini hanya akan diberlakukan di tempat terbuka. Masker harus tetap dipakai di ruangan indoor atau tertutup.”
Ong merujuk ke Israel yang kembali meminta warganya memakai masker di dalam ruangan menyusul melonjaknya angka Covid-19 varian Delta di negara Timur Tengah itu.
Warga Singapura diwajibkan memakai masker ketika keluar rumah sejak 14 April 2020.
Baca juga: Hidup Bersama Covid-19, Warga Singapura Mungkin Bisa ke Luar Negeri Lagi Akhir 2021
Siapapun yang melanggar peraturan pemakaian masker akan didenda sebesar 300 dollar Singapura (Rp 3,2 juta) untuk pelanggaran pertama kali.
Target vaksinasi Singapura
Berbicara mengenai vaksinasi, Menteri Ong mengatakan angka paling aman adalah minimal 70-80 persen populasi Singapura harus divaksinasi dengan mencakup 90 persen untuk warga lansia.
Singapura menargetkan dua pertiga warganya termasuk Permanent Resident dan pemegang izin tinggal jangka panjang telah menerima vaksin pada tanggal 9 Agustus mendatang.
Setelah itu diharapkan angka 70-80 persen dapat tercapai segera.
Ahli kesehatan sendiri meriset diperlukan minimal angka vaksinasi 80 persen untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity.
Baca juga: New Normal Singapura: Gejala Ringan Covid-19 Cukup Isoman di Rumah
Namun Menteri Ong tidak terlalu mempersoalkan angka tersebut. Singapura tetap dapat hidup normal dengan Covid-19 yang endemik tanpa harus mencapai herd immunity.
Ong yang adalah salah satu calon kuat pengganti Perdana Menteri Lee Hsien Loong menuturkan, keputusan memulai transisi new normal hidup bersama dengan Covid-19 diambil berdasarkan pertimbangan ilmiah.
Trajektori pandemi, angka vaksinasi, dan kualitas pengobatan adalah pertimbangan-pertimbangan tersebut.
“Warga Singapura sudah lelah dengan Covid-19. Tidak mungkin pemerintah terus membatasi gerak-gerik warga beraktivitas, bersosialisasi, bertemu teman, berjalan-jalan.” ucapnya.
Vaksinasi menjadi kunci untuk hidup bersama Covid-19, karena terbukti dapat menurunkan risiko infeksi sekaligus transmisi.
Vaksin juga telah terbukti ampuh mencegah timbulnya gejala serius pada pasien yang terinfeksi virus corona penyebab Covid-19.
Baca juga: Singapura Bedakan Perlakuan untuk Penerima Vaksin Sinovac, Pfizer, dan Moderna
Di Singapura, tercatat ada 120 lebih individu yang telah divaksinasi lengkap, namun tetap terinfeksi Covid-19, termasuk beberapa yang berusia di atas 65 tahun.
Pasien yang telah divaksin penuh, semuanya tidak memiliki gejala atau gejala ringan. Sebaliknya, sekitar 8 persen dari mereka yang tidak divaksinasi mengalami gejala serius.
Data terakhir total kasus Covid-19 di Singapura adalah 62.589 kasus, di mana 127 pasien atau 0,20 persen saat ini dirawat di rumah sakit. Sebanyak 170 orang atau 0,27 persen sedang menjalani pemulihan di fasilitas isolasi.
Angka kematian tetap salah satu yang terendah di dunia, yaitu 36 pasien atau 0,06 persen
Menkes Singapura: Covid-19 akan Seperti Flu Biasa, Masker dan Vaksin Kunci Utama - Kompas.com - KOMPAS.com
Ngelanjutin Artikel nya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar