Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) memberikan konsekuensi luar biasa terhadap sektor ekonomi. Hal ini karena mobilitas masyarakat dibatasi sangat ketat demi menekan penularan covid-19.
Sri Mulyani menjelaskan mobilitas masyarakat minus 13,1 persen sepanjang Juli-Agustus 2021. Begitu juga dengan aktivitas di industri ritel dan rekreasi yang minus 13,1 persen.
"PPKM memberikan konsekuensi luar biasa bagi kita semua," ungkap Sri Mulyani dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI, Senin (30/8).
Kemudian, konsumsi listrik juga tumbuh melambat hanya menjadi 1,9 persen per Juli 2021 secara tahunan. Pertumbuhannya melambat dari bulan sebelumnya.
"PPKM membuat semua yang tadinya sudah naik kemudian turun lagi," kata Sri Mulyani.
Ia mengatakan pertumbuhan ekonomi sudah tumbuh kencang hingga 7 persen pada kuartal II 2021. Namun, PPKM akan membuat ekonomi melambat pada kuartal III 2021.
"Kemungkinan kuartal III mengalami koreksi dari berbagai indikator yang tadi," imbuh Sri Mulyani.
Sri Mulyani berharap realisasi ekonomi akhir tahun masih bisa menyentuh target yang ditetapkan. Tahun ini, pemerintah menargetkan ekonomi Indonesia sebesar 3,7 persen-4,5 persen.
"Dengan catatan pada kuartal III terutama bulan ketiganya September akan bisa recover lagi dan kuartal IV juga bisa tumbuh menjadi lebih normal lagi," pungkas Sri Mulyani.
Diketahui, pemerintah menerapkan PPKM Darurat 3-20 Juli di Jawa Bali, dan 12-20 Juli di luar Jawa-Bali. Kemudian diperpanjang dengan istilah baru PPKM Level 4 pada 20-25 Juli.
Selanjutnya, PPKM diperpanjang selama periode 26 Juli-2 Agustus, dan pada periode 3-9 Agustus 2021. Kemudian kembali diperpanjang selama periode 10-16 Agustus, dan pada 17-23 Agustus, dan perpanjangan kembali pada kurun waktu 24-30 Agustus.
(aud/age)Sri Mulyani Akui PPKM Berdampak Luar Biasa Terhadap Ekonomi - CNN Indonesia
Ngelanjutin Artikel nya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar