Warga melintas di depan mural yang bertuliskan Jadikan Koruptor Pahlawan di Jalan Perintis Kemerdekaan, Sumur Bandung, Kota Bandung, Senin (30/8). Mural tersebut merupakan bentuk ekspresi dari sejumlah seniman sekaligus media penyampaian kritik dan sindiran terhadap perilaku korupsi di Indonesia.
Foto: Republika/Abdan Syakura
EMBED SHARE
Jimly anggap musyawarah sebagai cara terbaik untuk menyelesaikan persoalan ini.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pakar Hukum Tata Negara Jimly Asshiddiqie menyatakan pemerintah seharusnya bersikap biasa saja terhadap kritik melalui mural yang akhir-akhir ini sering terjadi. Menurutnya hal tersebut merupakan perbedaan pendapat di masyarakat.
Jimly mengatakan, perbedaan pendapat terjadi secara alami karena berbagai faktor seperti data yang didapatkan berbeda. Dia menyatakan, informasi yang beredar di media sosial tidak bisa dijadikan landasan untuk menentukan sikap.
Untuk itu ia menambahkan, mengatasi perbedaan pendapat sangat mudah yakni dengan melakukan musyawarah.
Dapatkan Update Berita Republika
BERITA LAINNYA
Pemerintah berupaya keras supaya pasokan vaksin Covid-19 tidak terlambat.
Sebanyak 92 tenaga kesehatan dikembalikan ke Rumah Sakit Darurat COVID-19 Kemayoran.
Ida adalah badai terkuat kelima yang pernah menghantam Amerika
Tercatat sebanyak 3.175.415 orang di wilayah Bali telah menerima vaksin COVID-19
Pjanic tidak masuk dalam rencana pelatih Barcelona, Ronald Koeman.
Adblock test (Why?)
Jimly Harapkan Pemerintah Biasa Saja Terhadap Mural - Republika Online
Ngelanjutin Artikel nya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar