KOMPAS.com - Sebuah unggahan berisi informasi mengenai adanya warganet yang menanyakan kondisi tanaman yang cenderung lebih subur atau tidak mati jika diguyur hujan ketimbang air biasa ramai di media sosial.
Pengunggah juga menyebut, tanaman akan mati jika disiram air biasa kebanyakan.
"Tanam! kenapa ya tanaman kalo disiram air kebanyakan bisa mati tp kalo musim hujan kena air terus ga mati?" tulis pengirim dalam aku Twitter @tanamfess.
Baca juga: Cabai Diserang Ulat? Lakukan Hal Berikut!
Baca juga: Pentingnya Lakukan Karantina Tanaman, Ini Syarat dan Tujuannya
Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.
Daftarkan email
Lantas, apa alasan tanaman yang disirami air hujan cenderung tidak mati jika kebanyakan disiram, ketimbang air biasa?
Peneliti Botani Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ina Erlinawati mengatakan bahwa memang air hujan mengandung mineral yang lebih tinggi ketimbang air biasa.
Mineral ini berguna dalam memberi nutrisi pada tanaman.
"Di dalam air hujan kandungan yang diyakini dapat membuat tanaman subur adalah kandungan nitrogennya," ujar Ina saat dihubungi Kompas.com, baru-baru ini.
Baca juga: Benarkah Air Hujan Membuat Kita Sakit?
Ia menjelaskan, unsur nitrogen diperlukan tanaman untuk proses metabolisme.
"Unsur ini juga berperan sebagai penyusun DNA (protein) dan juga klorofil sehingga tanaman menjadi tampak hijau dan subur," lanjut dia.
Meski begitu, tanaman yang terus-menerus diguyur air hujan dalam jumlah debit yang besar bisa membuat tanaman mati.
Baca juga: Gemar Berkebun? Berikut Cara Membuat Pestisida Alami dari Daun Pepaya
Di samping itu, Ina mengatakan, air hujan dengan air biasa memiliki jenis nutrisi yang beda untuk tanaman.
Untuk air hujan memiliki nutrisi yang baik seperti natrium, sedangkan air biasa atau air kran mengandung kaporit.
Ina mengungkapkan, air kaporit ini kurang bagus untuk tanaman karena zat ini bersifat basa yang bisa mengganggu pertumbuhan tanaman.
Padahal tanaman yang bagus berada dalam kondisi ph netral.
"Juga kaporit bisa membunuh bakteri-bakteri tanah yang sebenarnya bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman," kata Ina.
Baca juga: Jangan Dibuang! Kulit Telur Bisa untuk Pupuk hingga Pestisida, Begini Caranya
Dampak yang terjadi jika tanaman kebanyakan air
Untuk mengurangi intensitas air hujan yang terlalu banyak, imbuhnya bisa dengan memindahkan tanaman yang di pot ke tempat yang tidak terguyur air hujan secara langsung.
Artinya, masih diperbolehkan tanaman diletakkan di tempat outdoor asalkan debit air hujan yang diterima masih wajar.
"Kalau hujan masih wajar tanaman masih aman-aman saja," ujar Ina.
Baca juga: Kilas Balik Tanaman Porang, Komoditas Ekspor Unggulan yang Kini Harganya Terjun Bebas
Hal yang perlu diperhatikan ketika turun hujan dan tanaman terus-menerus terguyur air yakni munculnya jamur.
"Jamur kemungkinan yang akan lebih menjangkiti tanaman karena kondisi yang menjadi lembab," kata dia.
Untuk itu, pemilik tanaman bisa mengantisipasi penyebaran jamur agar tidak meluas dengan menyemprotkan fungisida.
Baca juga: Apa Itu Tanaman Porang dan Apa Manfaatnya?
Adapun penyemprotan fungisisda yang disarankan yakni jangan terlalu sering atau bisa dilakukan seminggu sekali.
Ina juga menyarankan untuk memangkas tanaman yang sudah terkena jamur supaya tidak menulari tanaman lain.
"Tanaman yang terkena jamur ini biasanya tanamannya menjadi layu, daunnya bintik-bintik menghitam, membusuk, dan rontok," imbuhnya.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Porang, Kerabat Bunga Bangkai yang Memiliki Nilai Jual Tinggi
Benarkah Tanaman Lebih Subur jika Disirami dengan Air Hujan ketimbang Air Biasa? - Kompas.com - KOMPAS.com
Ngelanjutin Artikel nya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar