Jakarta CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menunjukkan tajinya dan kembali mencetak rekor level penutupan tertingginya sepanjang sejarah alias all time high.
IHSG ditutup melesat 0,66% di level 6.834,61. Indeks konsisten bergerak di zona hijau sejak sesi I perdagangan.
Transaksi cukup ramai untuk perdagangan hari ini di mana nilai turn over mencapai Rp 13,66 triliun. Dalam kondisi normal transaksi biasanya hanya Rp 12 triliun.
Bersamaan dengan peningkatan nilai transaksi, asing kembali net buy jumbo senilai Rp 1,39 triliun. Asing cenderung berpesta di bursa saham domestic meskipun investor di Paman Sam sedang wait and see menanti data inflasi.
Pasar juga masih menunggu rilis data inflasi pada Kamis (10/2/2022) yang diproyeksikan akan menunjukkan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 7,2% secara tahunan (yoy) yang akan menjadi nilai tertinggi sejak 40 tahun.
Dengan kenaikan inflasi tersebut, pelaku pasar semakin yakin bahwa bank sentral AS akan mulai mengetatakan kebijakan moneternya mulai Maret 2022 nanti.
Sejalan dengan IHSG, mayoritas bursa saham Asia juga ditutup di zona hijau kemarin. Indeks Hang Seng Hong Kong memimpin penguatan dengan apresiasi 2,06%.
Setelah kembali cetak rekor tertingginya sepanjang masa, bagaimana prospek pergerakan IHSG untuk hari ini? Berikut analisis teknikalnya.
Analisis Teknikal
Foto: Putra
teknikal |
Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode harian (daily) dan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).
Jika melihat level penutupan IHSG kemarin dan indikator BB, tampak bahwa indeks berhasil ditutup di atas level resisten.
Indeks menunjukkan pola uptrend kuat sejak 26 Januari 2022 dan berhasil mengakhiri pola sideways yang terbentuk sejak awal November 2021.
Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.
Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.
Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
RSI cenderung bergerak naik yang menunjukkan penguatan momentum beli. Terakhir, RSI masih berada di level 65,28 dan masih belum overbought.
Apabila menggunakan indikator teknikal lain yakni Moving Average Convergence Divergence (MACD), tampak garis EMA 12 berada di atas garis EMA 26 dengan pola divergen atau melebar dan bar histogram bergerak naik.
Jika melihat indikator teknikal maka ada peluang IHSG menguat. Indeks kembali berpotensi menguji level psikologis 6.860,75 untuk hari ini.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
(trp)
Rekor Jadi Hal Biasa, IHSG Masih Bisa Rekor Lagi? - CNBC Indonesia
Ngelanjutin Artikel nya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar