REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para ahli kesehatan masih memantau infeksi Covid-19 varian omicron. Masyarakat diminta tidak lengah dan tetap menaati protokol kesehatan, seperti mengenakan masker, menjaga kebersihan tangan, serta memperoleh vaksinasi dosis ketiga atau booster untuk mencegah penularan virus corona.
Namun baru-baru ini, banyak contoh yang muncul di mana Covid-19 disalahpahami dan dinilai seperti pilek dan flu biasa. Banyak orang ragu untuk melakukan tes Covid-19 dan melanjutkan hidup dengan anggapan bahwa yang dialami hanya pilek atau flu biasa.
Hal ini membuat mereka mungkin dapat memulihkan diri dari serangan virus, tetapi dalam prosesnya mereka cenderung menularkan virus tersebut ke orang lain dan ada kemungkinan kondisi itu dapat berakibat buruk pada orang lain. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami perbedaan antara Covid-19 dan flu. Jika ada sedikit keraguan, seseorang harus menjalani tes untuk virus corona.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS menyebut, Anda tidak dapat membedakan antara flu dan Covid-19 hanya dengan melihat gejalanya saja karena mereka memiliki beberapa gejala yang sama. Itulah mengapa pengujian diperlukan untuk mengetahui apa penyakitnya dan untuk memastikan diagnosisnya.
"Pengujian juga penting karena dapat mengungkapkan apakah seseorang terkena flu dan Covid-19 pada saat yang bersamaan," kata Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, seperti dikutip dari Times of India.
Seperti disebutkan di atas, keduanya disebabkan oleh virus, dan memiliki serangkaian gejala yang mirip. Sehingga sulit untuk memastikan hanya dari gejalanya saja, apakah pasien menderita Covid-19 atau flu.
Ada beberapa gejala umum Covid-19 dan flu, yakni merasa demam atau menggigil, batuk, sesak napas atau kesulitan bernapas, kelelahan, dan sakit tenggorokan. Kemudian, pilek atau hidung tersumbat, nyeri otot atau nyeri tubuh, sakit kepala, muntah, diare, serta perubahan dalam atau hilangnya indera pengecapan maupun penciuman.
Meski demikian, ada beberapa perbedaan gejala yang membuat Covid dan flu tak sama. Berbagai gejala Covid-19 bergantung pada bagaimana kekebalan inang bereaksi terhadap patogen. Namun, sejumlah gejala yang sangat khas dari virus ini adalah demam, sakit tenggorokan, pilek, sesak napas, dan kelelahan.
Dalam banyak kasus, sakit kepala, nyeri, ruam pada kulit, perubahan warna pada jari tangan atau kaki, mata merah atau iritasi, dan diare juga diamati terjadi pada pasien setelah serangan virus corona. Pada kasus yang parah, Covid-19 juga dapat memengaruhi kinerja paru-paru, perut, dan kesehatan kognitif individu.
Selain itu, ada satu perbedaan mencolok antara terjadinya Covid-19 dan flu biasa. Para ahli di MayoClinic mengatakan, "Gejala Covid-19-19 dan flu muncul pada waktu yang berbeda dan memiliki beberapa perbedaan. Gejala Covid-19 umumnya muncul 2-14 hari setelah terpapar. Gejala flu biasanya muncul sekitar 1-4 hari setelah terpapar,"kata dia.
Para ahli juga mengatakan bahwa dalam kasus Covid-19, pasien selalu mengalami demam. Sedangkan pada kasus flu tidak semuanya demikian. "Demam pada flu terjadi, tetapi tidak selalu," kata mereka.
Selanjutnya, dalam kasus Covid-19, terutama ketika varian delta merajalela, orang mengalami kehilangan indera penciuman dan indera perasa. Gejala ini jarang terlihat pada flu.
Orang yang terinfeksi varian omicron juga tidak mengalami kondisi itu. Hilangnya penciuman dan rasa telah diamati selama pandemi Covid-19, dan hal ini digunakan sebagai salah satu gejala yang membedakannya dengan flu.
Sementara itu, masalah perut, seperti diare yang terkait dengan Covid-19 terjadi pada sebagaian besar orang dewasa. Sedangkan dalam kasus flu, mayoritas terlihat pada anak-anak. Sama halnya dengan mual atau muntah.
Direktur Kesiapsiagaan Bahaya Menular Global (GIH), Kesiapsiagaan Darurat WHO (WPE), di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dr Slyvie Briand, mengatakan flu sangat umum, terutama di musim (tertentu). Biasanya, gejala flu bukan hanya demam, sakit kepala, nyeri otot, tetapi juga gejala saluran pernapasan atas, seperti bersin dan batuk.
"Untuk Covid-19 pada dasarnya gejalanya sama, tetapi selain itu juga memiliki gejala spesifik, seperti anosmia, yaitu kurangnya penciuman dan ageusia, yaitu kurangnya rasa. Banyak orang, terutama anak muda, telah mengalami gejala tambahan dan spesifik untuk Covid-19 ini," kata dia.
CDC AS mengatakan, dibandingkan dengan flu, Covid-19 dapat menyebabkan penyakit yang lebih serius pada beberapa orang. Covid-19 juga dapat memakan waktu lebih lama sebelum orang menunjukkan gejala, dan orang dapat tetap menular untuk jangka waktu yang lebih lama.
Selain itu, penderita flu menularkan virus sekitar satu hari setelah menunjukkan gejala, tetapi penderita Covid-19 dapat menyebarkan virus bahkan sebelum dan dalam beberapa kasus tanpa menunjukkan gejala apa pun. Studi telah menemukan bahwa orang yang terinfeksi Covid-19 dapat menyebarkan virus dalam kurun waktu delapan hari setelah gejalanya muncul.
Masyarakat diimbau tetap mengenakan masker, menjaga jarak dari orang yang terinfeksi, menjaga tangan tetap bersih, melakukan vaksinasi dan suntikan booster. Lalu, mengikuti pedoman yang dikeluarkan oleh pemerintah dan pihak berwenang dinilai sudah cukup untuk mencegah penyebaran virus corona.
Jangan Salah Mengartikan Covid-19 dengan Flu Biasa, Ini Beda Gejalanya - Republika Online
Ngelanjutin Artikel nya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar