KOMPAS.com – Belakangan, netralisasi karbon menjadi istilah baru yang kerap terdengar. Hal ini mengiringi carbon neutrality dan carbon peak yang jadi pekerjaan rumah dan harus diprioritaskan pada 2022.
Dilansir dari ScienceDirect, para pemimpin negara juga telah berkomitmen untuk menurunkan setidaknya 50 persen emisi karbon pada 2030. Dengan target ini, netralisasi karbon diprediksi dapat terwujud pada 2060 sebagai upaya menyelamatkan lingkungan. Hal ini dibahas saat gelaran COP26.
Untuk mencapai hal tersebut, seluruh pihak pun harus turut berkontribusi, termasuk perusahaan swasta dan bagian terkecil dari sebuah negara, yakni masyarakat.
Pada 2020, Tesla memperoleh pendapatan operasional 1,58 miliar dollar AS dari penjualan kredit karbon. Jumlah ini melebihi dua kali laba bersih tahunan yang perusahaan ini hasilkan. Ini artinya, penjualan kredit karbon justru lebih menguntungkan daripada produk yang dijual perusahaan, yakni mobil.
Amerika Serikat (AS) sebagai negara dengan 11 negara bagian membuat kebijakan pada pembuat mobil untuk menjual persentase tertentu dari kendaraan tanpa emisi pada 2025.
Jika tidak mencapai target itu, maka perusahaan harus membeli kredit emisi karbon untuk menutupi kekurangan dan menghindari denda besar. Inilah yang menjadikan Tesla sebagai "penjual kredit karbon".
Tesla tidak mengungkapkan nama perusahaan yang membeli emisi karbonnya dalam laporan keuangan. Namun, pada 2019, dilansir dari Bloomberg, perusahaan mobil Amerika General Motors dan perusahaan mobil Eropa Fiat Chrysler mengatakan bahwa mereka membeli emisi karbon mereka dari Tesla di AS.
Fiat Chrysler menghabiskan setidaknya 1,8 miliar euro secara global untuk membeli kredit karbon.
Inisiatif netraliasasi karbon
Selain perusahaan mobil, perusahaan raksasa teknologi dinilai jadi pihak yang berkontribusi atas emisi karbon.
Pendiri Microsoft Bill Gates adalah salah satunya. Dia mengambil banyak penerbangan pribadi setiap tahunnya. Penerbangan dengan jet pribadi yan dilakukan olehnya menjadi satu penyumbang emisi karbon.
Lewat Perdagangan Karbon, Orang Biasa Pun Bisa Jaga Bumi Sekaligus Dapat Keuntungan - Kompas.com - Kompas.com
Ngelanjutin Artikel nya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar