Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala pusing atau sakit kepala menjadi salah satu gejala umum ketika terinfeksi virus Corona penyebab Covid-19. Namun, gejala ini juga bisa dirasakan pada penyakit lain.
Sakit kepala juga bisa timbul ketika kita sedang stres, kurang tidur, atau bahkan kebanyakan tidur. Hal ini membuat sebagian orang menjadi bingung, apakah dirinya sedang terkena Covid-19 atau tidak saat mengalami sakit kepala.
Berikut adalah beberapa cara membedakan sakit kepala biasa dan sakit kepala akibat utamanya yang disebabkan virus Corona subvarian Omicron BA.4 dan BA.5.
Sakit kepala yang berdenyut-denyut
Setiap sakit kepala memiliki rasa nyeri yang berbeda-beda. Apabila Anda curiga terkena Covid-19, coba periksa kembali apakah Anda mengalami sensasi sakit kepala yang berdenyut-denyut atau tidak.
Para ahli mengatakan bahwa orang yang menderita sakit kepala akibat Covid-19 kemungkinan akan mengalami rasa nyeri sakit kepala yang parah, yang bisa mengganggu konsentrasi bahkan membuat pusing.
Rasa sakit kepala yang ekstrem juga bisa menjadi tanda awal virus Corona sudah menginfeksi organ vital, termasuk sistem saraf.
Sakit kepala berlangsung lebih dari 72 jam
Sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti di Istanbul University, Turki, menemukan bahwa sebanyak 262 pasien Covid-19 di sana mengeluhkan sakit kepala. Lebih dari 10 persen di antaranya mengalami sakit kepala hingga lebih dari 72 jam.
Ahli kesehatan pun menyarankan apabila ada gejala, seperti myalgia (nyeri otot) atau sakit kepala yang berlangsung lebih dari 48-72 jam sebaiknya segera periksa ke dokter. Tak hanya itu, sejumlah pasien Covid-19 juga bisa mengalami sakit kepala tegang (tension headache), yang disebabkan oleh batuk, demam, atau kedinginan yang ekstrem.
Sakit kepala yang disertai gejala gastrointestinal dan kram
Sakit kepala biasa umumnya jarang mengganggu masalah pencernaan. Namun, pada Covid-19, ini bisa menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan.
Maka dari itu, sebaiknya perlu berhati-hati apabila sakit kepala yang dirasakan disertai juga dengan gejala Covid-19 lainnya, seperti kram, mual, kelelahan, dan hilangnya nafsu makan.
Sakit kepala dan peradangan
Menurut para ahli, sakit kepala dalam kasus Covid-19 varian Omicron bisa menjadi reaksi peradangan tubuh saat melawan virus. Saat virus berkembang biak di sistem pernapasan, virus juga memengaruhi sinus yang menyebabkan peradangan.
Hal yang sama terjadi pada varian Omicron. Jadi, sakit kepala biasanya terjadi dengan peradangan pada sinus. Sakit kepala bisa menjadi lebih parah jika pasien Covid-19 menderita sinus parah dan virus menyebabkan peradangan.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Hindari Tempat Ini, Yang Berpotensi Cepat Tularkan Omicron!
(miq/miq)
Biar Paham! Ini Beda Sakit Kepala Biasa dengan Gejala Covid - CNBC Indonesia
Ngelanjutin Artikel nya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar