Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA – Membengkaknya tagihan utang di kawasan Asia akibat lonjakan inflasi serta adanya pengetatan kondisi keuangan dunia, telah membuat Direktur Departemen Asia dan Pasifik Dana Moneter Internasional (IMF) Krishna Srinivasan menyerukan peringatan resesi dini.
Mengutip dari CNBC International utang negara – negara di kawasan Asia pada tahun 2022 telah meningkat menjadi 38 persen, angka ini lompat jauh apabila dibandingkan dengan total utang sebelum pandemi. Dimana saat itu utang Asia hanya dipatok 25 persen.
"Jadi ada banyak negara di kawasan yang menghadapi utang yang tinggi. Dan beberapa dari negara-negara ini berada di wilayah kesulitan utang. Jadi itu yang harus kita waspadai," kata Srinivasan.
Munculnya pembengkakan utang sontak memicu kekhawatiran IMF akan adanya potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi di Asia.
Baca juga: Sri Lanka akan Negosiasikan Paket Utang Darurat 4 Miliar Dolar AS dengan China
Bahkan Kepala Ekonom Nomura Rob memperkirakan sejumlah negara di Asia akan terancam mengalami resesi dangkal selaman lima kuartal berturut - turut, dimulai dari kuartal terakhir tahun ini.
Sebelum membahas negara Asia yang berpotensi mengalami resesi, reporter Tribunnews akan menjelaskan pengertian dari Resesi.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, resesi memiliki arti kelesuan dalam kegiatan dagang, industri, dan sebagainya (seolah-olah terhenti); menurunnya (mundurnya, berkurangnya) kegiatan dagang (industri).
Sementara arti resesi yang dikutip dari laman sikapiuangmu.ojk.go.id, yaitu suatu kondisi dimana perekonomian suatu negara sedang memburuk.
Hal ini biasanya ditandai dengan adanya penurunan produk domestik bruto (PDB), meningkatnya pengangguran, serta adanya pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal berturut-turut.
Utang 5 Negara di Asia Ini Membengkak Luar Biasa Hingga Dapat Peringatan IMF - Tribunnews.com
Ngelanjutin Artikel nya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar