Rechercher dans ce blog

Senin, 21 November 2022

Sempat Berstatus Bebas Polio, Munculnya Kasus Polio Jadi Kejadian Luar Biasa | merdeka.com - Merdeka.com

Merdeka.com - Pada tahun 2014 lalu, Indonesia sudah pernah mendapat Sertifikat Eradikasi atau Bebas Polio dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Sayangnya, status ini bisa berubah karena munculnya satu kasus penyakit polio di Kabupaten Pidie, Aceh.

Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia Maxi Rein Rondonuwu mengungkapkan alasan di balik penetapan KLB Polio dengan temuan satu kasus di Aceh.

taboola mid article

Secara prosedur, pelaporan kasus polio, bahkan temuan satu kasus pun harus disampaikan kepada Kemenkes dan WHO. Indonesia yang sudah mendapat Sertifikat Bebas Polio, ketika ditemukan satu kasus polio, maka hal itu akan menjadi sebuah Kejadian Luar Biasa.

"Pada dasarnya, kita ini tahun 2014 mendapat Sertifikat Eradikasi Polio. Jadi, seluruh dunia, negara manapun sebelum 2026, dunia akan men-declare (menyatakan) betul-betul untuk melakukan surveilans lumpuh layu (polio) itu dilaporkan apapun penyebabnya," ungkap Maxi beberapa waktu lalu.

"Nanti diperiksa dan kebetulan kita tahun 2018 dapat (kasus polio) di Papua masih Tipe 1 dan 2022 ini di Aceh Tipe 2. Jadi, satu kasus (di Aceh) itu harus dinyatakan KLB karena Indonesia sudah menyatakan eradikasi, tapi ternyata masih ada virus Polio, apalagi Tipe 2 ini dianggap sudah eradikasi."

Hasil informasi yang dihimpun Kemenkes, pasien positif Polio yang ditemukan di Kabupaten Pidie, Aceh berusia 7 tahun 2 bulan dengan gejala kelumpuhan pada kaki kiri. Kondisinya terjadi pengecilan pada otot paha dan betis kiri. Anak tersebut tidak memiliki riwayat imunisasi dan perjalanan/kontak dengan pelaku perjalanan.

2 dari 2 halaman

Penyebab dan Tipe Virus Polio

Maxi Rein Rondonuwu memaparkan, virus Polio dapat mengakibatkan terjadinya kelumpuhan permanen terutama pada anak-anak yang belum mendapatkan imunisasi. Penyakit polio ini disebabkan oleh virus Polio dan penularan faecal-oral yakni feses.

"Sudah pasti pada kebersihan di tangan juga. Jadi kalau tidak cuci tangan, virus bisa masuk melalui mulut atau lingkungan atau air yang terkontaminasi oleh tinja yang mengandung virus Polio dan memang kebanyakan ya virus-virus Polio berkembang di pencernaan," paparnya.

"Saat dia mengeluarkan kotoran feses, kemudian tidak masuk ke septic tank, ke lingkungan yang ada di sungai ada air tempat anak bermain, itu bisa menjadi sumber tempat penularan. Dan sekali lagi berkembang di saluran pencernaan."

Selanjutnya, virus Polio menyerang sistem saraf. Akibatnya, kekuatan tungkai otot berkurang dan lama-lama otot mengecil sehingga terjadi kelumpuhan. Masa inkubasi virus Polio direntang 7 sampai 21 hari untuk terjadi kelumpuhan.

Ada tiga tipe virus Polio yang dapat menyebabkan kelumpuhan. Ketiga tipe virus Polio, antara lain:

Tipe 1, yaitu tipe Brunhilde yang berawal dari nama seekor kera, yang mana tipe ini pertama kali ditemukan
Tipe 2, yaitu tipe Lansing yang ditetapkan menurut nama kota di Amerika Serikat, yang mana mana tipe 2 pertama kali ditemukan
Tipe 3, yaitu tipe Leon yang berasal dari nama seorang penderita yang pertama kali ditemukan tipe 3 dari kotorannya (tinja)

Reporter: Fitri Haryanti Harsono
Sumber: Liputan6.com (mdk/RWP)

Baca juga:
Gejala Polio pada Anak Beserta Penyebabnya, Waspadai Sejak Dini
Kasus Polio di Pidie Aceh Jadi KLB, Kemenkes akan Gelar Imunisasi
Kemenkes: Indonesia Risiko Tinggi Penyebaran Virus Polio
Temuan Polio di Aceh, Pemerintah Bakal Gelar Imunisasi Massal
Pemerintah Tetapkan Temuan Kasus Polio Kejadian Luar Biasa

Adblock test (Why?)


Sempat Berstatus Bebas Polio, Munculnya Kasus Polio Jadi Kejadian Luar Biasa | merdeka.com - Merdeka.com
Ngelanjutin Artikel nya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Panwasrah: PON beri dampak ekonomi yang luar biasa untuk tuan rumah - ANTARA

[unable to retrieve full-text content] Panwasrah: PON beri dampak ekonomi yang luar biasa untuk tuan rumah    ANTARA Panwasrah: PON beri d...