PT Vale Indonesia menyelenggarakan program pemberdayaan masyarakat di kawasan Baula, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara. Di sana mengembangkan pertanian organik, salah satunya dengan System of Rice Intensification (SRI) Organik yang menghasilkan beras organik.
Fasilitator dan Pendamping Program, Ridwan mengatakan, program ini sudah berjalan kurang lebih selama 1 tahun di Desa Puubunga dan Puuroda. Secara keseluruhan, luas lahannya mencapai 2,85 hektar.
Ridwan mengaku, salah satu hal yang menjadi tantangannya saat ini ialah dalam menembus pasar. Pasalnya harga beras oganik sendiri lebih mahal beberapa rinu dari beras biasa.
"Harganya itu di Rp 15.000 per kg beras organik. Sementara konvensional di Rp 8.000-10.000 per kg," kata Ridwan, kepada media di Desa Puubunga, Sulawesi Tenggara, Senin (28/11/2022).
Ada beberapa alasan yang membuat harga beras organik lebih mahal dari yang biasa. Petani padi organik di Puubunga, Watno mengatakan, faktor utamanya karena bertani organik memerlukan persiapan yang lebih panjang serta tenaga yang lebih besar.
"Memang untuk SRI Organik ini butuh pemeliharaan yang lebih. Ini kita pokoknya sebelum tanam itu persiapan kompos sudah cukup besar. Terus yang untuk konvensional untuk pengendalian gulmanya menggunakan pestisida semprot saja sudah selesai, ini kan kita tiap 10 hari kita gasrok," terang Watno.
"Jadi artinya, dari segi tenaga kita ini lebih aktif, lebih banyak kita gunakan," sambungnya.
Kendati demikian, Watno optimis, padi organik akan terus menunjukkan perkembangan positif dan makin dikenal masyarakat, hingga mampu meningkatkan nilai penjualannya.
"InsyaAllah optimis ya karena sejak panen pertama itu kami adakan pesta panen yang dihadiri Bapak Bupati, artinya ini sudha mulai dikenal bahwa di Puubunga ternyata sudah ada beras organik," tegasnya.
Bersambung ke halaman selanjutnya.
Ternyata Ini Alasan Beras Organik Lebih Mahal dari Beras Biasa - detikFinance
Ngelanjutin Artikel nya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar