Setidaknya ada enam masjid bersejarah yang biasa didatangi para jemaah haji selain Masjid Nabawi di Madinah dan Masjidil Haram di Makkah. Pertama adalah Masjid Quba yang berjarak sekitar lima kilometer dari Madinah. Masjid ini dua kali dibangun oleh Rasulullah SAW, pertama ketika kiblatnya menghadap Baitulmaqdis dan ketika menghadap Baitullah.
"Dalam membangun masjid, beliau dibantu Malaikat Jibril yang memberi petunjuk arah kiblat masjid tersebut," tulis Jusuf Hamka dalam bukunya, "Babah Alun Naik Haji" yang diterbitkan Gramedia pada 2020. "Kami melaksanakan salat zuhur di sini," imbuh pengusaha jalan tol yang naik haji pada 1984 itu.
Kedua, Masjid Jumat. Masjid ini merupakan tempat terselenggaranya salat Jumat untuk pertama kalinya. Karena terletak di Wadi Ranuma, sekitar 4 km dari Madinah, masjid ini disebut juga Masjid Wadi.
Ketiga, Masjid Khamsah yang artinya lima masjid. Kelima masjid dinamai dengan para sahabat Nabi Muhammad, yakni Abu Bakar As Shiddiq, Umar bin Khattab, Ali bin Abi Thalib, Salman Al Farisi, dan Alfath.
"Kelima masjid berada di daerah Khandak (parit) pertahanan Rasulullah dalam Perang Khandak melawan musyrikin Makah di daerah gunung Sila," tulis Jusuf Hamka.
Keempat Masjid Qiblatain yang semula dikenal dengan nama Masjid Bani Salamah. Lokasinya di tepi jalan menuju Universitas Madinah jurusan Wadi Aqi. Saat tengah salat Zuhur di masjid ini pada tahun kedua hijriyah, turun ayat 144 Surat Al-Baqarah. Rasulullah pun menghentikan salat untuk mengganti arah kiblat dari semula ke arah Baitulmaqdis di Yerusalem ke arah Masjidil Haram di Makkah.
"Itulah sebabnya masjid ini dinamakan Masjid Qiblatain yang berarti masjid dua kiblat," tulis Jusuf Hamka.
Kelima, Masjid Ghamamah yang berlokasi di sebelah barat daya Manakhah. Masjid ini berukuran 26x13 meter dengan tinggi 12 meter, dan punya 6 kubah lengkap dengan menara. "Setiap Idul Fitri dan Idul Adha, Rasulullah biasa salat berjamaah di lapangan Manakhah sampai akhir hayat. Setelah abad kedua hijriyah barulah dibangun masjid ini," tulis Jusuf Hamka.
Keenam, Masjid Dira yang artinya baju besi. Dinamakan demikian sepertinya untuk mengenakan peristiwa ketika Rasulullah menunaikan salat zuhur sambil mengenakan dira (baju besi) untuk melindungi diri dari panah musuh semasa Perang Uhud.
"Kami selalu menyempatkan diri untuk salat sunah Tahiyatul Masjid di masjid-masjid yang kami ziarahi," tulis Jusuf Hamka.
Pada bagian lain di buku setebal 136 halaman itu, dia juga memaparkan perjalanannya selama mengunjungi situs-situs bersejarah di Makkah. Secara singkat Jusuf Hamka memberikan latar belakang tentang Jabal Rahmah, Masjid Namirah, Jabal Nur, Jabat Tsur, Masjid Abu Bakar Ashshiddig, Masjid Arrayah, Masjid Jin, Masjid Khalid Bin Walid, Kuburan Ma'la, Perpustakaan Daar Maulid Nabi, Daar Siti Khadijah, Daar Maulid Sayyidina Ali, dan lainnya.
Simak Video "Tawar-menawar di Pasar Tiban Masjidil Haram, 4 Gamis Cuma Rp 200 Ribu"
[Gambas:Video 20detik]
(jat/kri)
6 Masjid yang Biasa Diziarahi Selain Nabawi dan Haram - detikHikmah
Ngelanjutin Artikel nya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar