KPU telah menetapkan periode kampanye Pemilu dan Pilpres mulai 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024, membuka panggung untuk sebuah pertunjukan visual yang sesak di ruang publik. Dari gambar calon anggota legislatif yang berjejer di tembok hingga Baliho raksasa yang ‘bergelombang’ di atas langit, atmosfer kampanye menciptakan pemandangan yang tak terelakkan.
Sorotan tertuju pada Desain Alat Peraga Kampanye (APK) yang mengadopsi pendekatan Below the Line (BTL), menghadirkan informasi lebih dari sekadar nama dan nomor urut caleg. Sebagai contoh, APK caleg PKS, Mulyanto dan Sukamta, anggota DPR RI periode 2019-2024, memberikan nuansa unik.
Sukamta, Anggota DPR RI dari daerah pemilihan DIY, menciptakan baliho yang mengajak publik untuk menelusuri prestasinya melalui mesin pencari Google dengan kata kunci “Sukamta PKS”. Pilihan kata kunci ini tidaklah sembarangan, melainkan sebagai jembatan untuk menyoroti kiprah Sukamta di DPR. Baliho tersebut juga menampilkan tangkapan layar dari berbagai media nasional, memperlihatkan kontribusinya di bidang legislasi, pertahanan keamanan, dan dukungannya terhadap Palestina di berbagai forum diplomasi Internasional.
Baliho yang terpasang di Dapil DIY
Di sisi lain, Mulyanto, Anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan Banten I atau Tangerang Raya, menggunakan QR Code dalam baliho untuk mengajak pemilihnya menjelajahi jejak kinerjanya selama ini di DPR. Langkah ini menunjukkan keterbukaan dan transparansi, memungkinkan pemilih untuk lebih memahami kontribusi caleg tersebut. Mulyanto sepanjang tahun periode 2019 – 2024 sangat aktif dalam mengkritisi kebijakan pemerintah di bidang energi, dengan salah satu puncaknya menjadi juru bicara Menolak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam Rapat Paripurna yang dilakukan di Gedung DPR Jakarta, Selasa (6/9/2022).
Baliho Mulyanto di Tangerang Raya
Kedua inisiatif tersebut menunjukkan bahwa kampanye Pemilu 2024 tidak hanya sekadar jargon dan gimmick, melainkan juga menjadi ruang bagi pertarungan ide dan visi untuk masa depan Indonesia.
Kampanye Pemilu 2024 diharapkan tidak terjebak sekadar jargon dan gimmick, melainkan langkah yang positif untuk memperkaya demokrasi dengan memberikan pemilih kesempatan lebih besar untuk mengenal dan menilai kinerja calon yang akan mewakili mereka.
Pemahaman bahwa ruang gagasan adalah instrumen penting dalam Pemilu 2024 mendesak semua peserta kampanye untuk berkomitmen pada nilai-nilai keterbukaan dan keterwakilan. Sebagai panggung pertarungan ide dan visi untuk masa depan Indonesia, serta pembuktian kinerja.
Inisiatif kreatif dalam kampanye diharapkan memberikan nilai tambah bagi demokrasi. Harapan kita bukan hanya agar keberagaman dalam pemanfaatan media luar ruang berkembang, tetapi juga melibatkan media sosial sebagai alat pencerdasan bagi publik.
Kampanye politik diharapkan tidak hanya mengandalkan jargon dan gimmick, melainkan menjadi langkah positif untuk memperkaya demokrasi, memberikan pemilih peluang lebih besar untuk mengenal dan menilai caleg yang mewakili mereka.
Dalam harapan terakhir, caleg diinginkan tidak hanya sebagai figur sederhana dengan daya tarik fisik, tetapi juga sebagai pahlawan rakyat yang membawa gagasan konkret untuk kesejahteraan masyarakat.
Bukan Baliho Biasa …. - Fraksi PKS
Ngelanjutin Artikel nya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar