JawaPos.com–Nasi menjadi makanan pokok masyarakat Indonesia. Nasi akan berbentuk beras sebelum dimasak dan dikonsumsi. Beras merupakan bagian bulir padi yang telah diolah dan dikupas dari sekam.
Sehari-hari, masyarakat Indonesia mengonsumsi nasi yang berasal dari beras putih. Beras tak hanya memiliki satu jenis. Terdapat beberapa jenis beras, salah satunya beras basmati.
Secara fisik, ada perbedaan mencolok antara beras basmati dengan beras putih biasa. Beras basmati terlihat lebih panjang dan ramping. Sedangkan beras putih biasa bentuknya pendek dan lebar. Secara harga, keduanya memiliki selisih yang cukup besar. Satu kg beras basmati bisa dihargai dengan Rp 250 ribu. Sedangkan beras putih biasa hanya kisaran 10 ribu.
Menurut sejarahnya, beras basmati diolah pertama kali di negara India dan Pakistan. Beras basmati sering diolah menjadi makanan khas Timur Tengah, seperti nasi kebuli basmati, indian chicken curry, raisin & almond basmati pilaf, dan masih banyak lagi.
Ahli nutrisi Sri Adiningsih menuturkan, kandungan dan manfaat beras basmati cukup banyak. Di India, beras basmati diolah menjadi berbagai warna dan memiliki kandungan masing-masing. Seperti warna hijau karena terdapat kandungan zat besi, kemudian merah muda mengandung asam folat. Kandungan unsur tersebut baik untuk pertumbuhan manusia.
”Awalnya kan dari India dan Pakistan. Kita tahu orang di India itu sebagian besar vegetarian dan tidak mengonsumsi sumber protein hewani. Padahal protein hewani itu mengandung asam folat dan vitamin B1. Oleh karena itu mereka memproduksi beras basmati dengan menambahkan unsur tersebut,” terang Sri.
Menurut Sri, beras basmati memiliki unsur serat 20 persen lebih banyak dibandingkan beras-beras lain. Ketika diolah menjadi nasi, seporsi beras basmati mengandung 210 kalori dan rendah lemak. Nutrisi-nutrisi lain yang dapat ditemukan di beras basmati yakni natrium, asam folat, tiamin, selenium, niacin, zat besi, tembaga, B6, zinc, fostor, dan magnesium.
”Memiliki kadar arsenik yang rendah, beras basmati dapat mencegah tubuh dari risiko penyakit jantung, kanker, dan diabetes,” ucap Sri.
Sri Adiningsih berharap agar beras basmati bisa diproduksi sendiri oleh sarjana-sarjana pertanian di Indonesia. Sebab, selama ini beras basmati hanya mengandalkan impor dari India.
Saksikan video menarik berikut ini:
Perbedaan Kandungan pada Beras Basmati dan Beras Biasa - JawaPos
Ngelanjutin Artikel nya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar