Rechercher dans ce blog

Jumat, 20 Agustus 2021

Orang Biasa (Juga) Layak Dianggap Sebagai Pahlawan - Yoursay

Kisah kepahlawanan sudah menjadi cerita yang tertanam di ingatan warga Indonesia. Sejak bangku sekolah dasar, narasi kepahlawanan terus hidup di masyarakat melalui berbagai medium. Ia hadir dalam buku pelajaran, peringatan hari besar, hingga kutipan-kutipan yang dijadikan slogan oleh berbagai lembaga dan kelompok masyarakat. Narasi tersebut diturunkan dari satu generasi ke generasi lainnya dengan harap agar menjadi inspirasi dan memupuk nasionalisme masyarakat.

Dewasa ini, kisah kepahlawanan yang hadir di masyarakat semakin ramai dengan narasi-narasi baru. Kehadiran internet memungkinkan lahirnya pahlawan baru bagi generasi muda karena referensi mereka tidak terbatas dari buku-buku pelajaran.

Lantas, di era sekarang, kepada siapa predikat pahlawan tersebut sebaiknya disematkan? Sebagian dari kita tentu akan memikirkan nama-nama populer seperti aktivis nasional, tokoh inspiratif yang sukses di usia muda, hingga atlet nasional dan putra-putri bangsa yang berprestasi di kancah internasional. Nama-nama tersebut tentu bakal diamini banyak orang. Namun, di samping itu semua, ada sosok lain yang juga layak untuk diingat dan dihargai sebagai pahlawan masa kini. Mereka adalah orang-orang biasa dengan pekerjaan biasa.

Narasi Kepahlawanan Orang-Orang Biasa

Sebelum beranjak lebih jauh, mari sejenak kembali ke masa lalu dan mengingat cerita sejarah yang kita pelajari. Disadari atau tidak, perjuangan Indonesia untuk mencapai kemerdekaan tidak hanya dilakukan oleh nama-nama yang tertulis di buku sejarah.

Ada lebih banyak orang-orang biasa yang rela berkorban dan menumpahkan darahnya demi kemerdekaan bangsa ini. Sayangnya, kita kerap luput untuk mengenang orang-orang tersebut karena kita bahkan tidak tahu siapa saja mereka. Akibatnya, kita kerap mengaburkan fakta bahwa perjuangan bangsa ini juga diraih bersama orang-orang biasa.

Keadaan tersebut tidak tidak jauh berbeda dengan masa kini. Pembangunan negeri ini tidak hanya milik orang-orang populer yang namanya malang-melintang di internet.

Narasi besar bangsa ini nyatanya tetap hidup dan digerakkan oleh buruh-buruh pabrik, driver ojek online, petugas kebersihan, dan orang-orang biasa lainnya. Mereka terus bekerja meski namanya kerap dipinggirkan dan hanya dianggap sebatas angka dalam statistik. Padahal, tanpa jasa dan kontribusi mereka, roda ekonomi bangsa ini dapat runtuh seketika.  

Menghargai Jasa Orang-Orang Biasa

Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa orang-orang biasa dengan pekerjaan biasa.

Kutipan Arief Yudi tersebut tidak sengaja ditemui di Twitter dan terus membekas di benak saya. Bulan kemerdekaan ini seyogianya dapat menjadi momentum bagi kita untuk menghargai dan menghormati jasa orang-orang biasa. Mereka adalah sebaik-baiknya pahlawan masa kini yang terus berjuang untuk tetap merdeka. Merdeka bagi dirinya sendiri dan merdeka dari berbagai tekanan yang kerap menindas.

Mengulang kutipan di atas, bangsa kita masih jauh dari kata besar jika tidak menghargai jasa orang-orang biasa. Sudah saatnya orang-orang biasa tersebut mendapat upah yang layak, dihargai keberadaannya, dan didengar keluhannya. Sebagai bagian dari masyarakat, tugas kita adalah mendorong negara agar dapat memastikan semua warganya mendapat kehidupan yang layak tersebut. Toh, pada akhirnya kita semua termasuk orang-orang biasa tersebut, bukan?

Adblock test (Why?)


Orang Biasa (Juga) Layak Dianggap Sebagai Pahlawan - Yoursay
Ngelanjutin Artikel nya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RK soal Pramono-Rano Ketemu Anies: Geser-geser Dukungan Itu Biasa - detikNews

[unable to retrieve full-text content] RK soal Pramono-Rano Ketemu Anies: Geser-geser Dukungan Itu Biasa    detikNews RK soal Pramono-Rano...