Konsul Kehormatan Rusia di Bali Gede Dharma Wijaya dibuat geleng-geleng kepala dengan tingkah polah warga negara (WN) Rusia di Bali. Sudah semestinya pelanggar dihukum.
"Kami sangat menyesalkan turis Rusia yang ulahnya membuat kami geleng-geleng kepala dan sangat menyesalkan perbuatan yang melanggar aturan," kata Dharma Wijaya seperti dikutip dari detikBali, Jumat (24/3/2023).
Dharma Wijaya mendukung pemberian hukuman bagi warga Rusia yang melanggar aturan.
"Perlu diberikan sanksi tegas untuk aturan yang dilanggar," kata dia.
Ulah turis Rusia di Bali seolah menjadi cerita yang tidak kunjung habis belakangan ini. Sejumlah bule Rusia dilaporkan melanggar lalu lintas dengan ugal-ugalan di jalan raya, tidak memakai helm, sampai menggunakan pelat nopol palsu. Selain itu, ada lagi yang menyalahgunakan visa on arrival (voa) untuk bekerja di Pulau Dewata. Bahkan, ada yang bertindak asusila dan melecehkan tempat sakral di Bali.
Beberapa waktu lalu terungkap ulah bule Rusia yang membuka celananya di puncak Gunung Agung. Foto asusila itu beredar di media sosial dan setelah ditelusuri gambar tersebut diunggah pada Januari 2023.
Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kanwil Kemenkumham) Bali juga masih mencari identitas turis tersebut. Diduga bule tersebut sudah tidak ada di Bali.
Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Ngurah Rai mendeportasi bule Rusia berinisial RK dan AGR karena menggunakan izin tinggal kunjungan untuk memberikan jasa pelatihan mengendarai motor. Mereka diusir dari Bali pada Senin (20/3/2023).
Hanya saja, Dharma berharap agar pemerintah RI tidak benar-benar mencabut voa Rusia. Dia menyarankan ketimbang mencabut voa untuk WN Rusia dan Ukraina, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali bisa menggalakkan kembali polisi turis.
"Saran dari kami agar mengaktifkan tourist police secara continue memberikan edukasi," ujarnya.
Dharma Wijaya setuju jika turis Rusia yang melanggar aturan diberikan hukuman setimpal.
"Bagi yang melanggar agar diambil tindakan tegas, bila perlu deportasi agar ada efek jera," dia menambahkan.
Sebelumnya, Koster mengkaji kemungkinan penghapusan VoA bagi WN Rusia dan Ukraina. Sebab, marak bule Rusia dan Ukraina yang berulah di Pulau Dewata. Mulai dari ugal-ugalan di jalan raya, menjajah pekerjaan warga lokal, dan menyalahgunakan visa turis untuk bekerja ilegal.
"Saya juga sudah bersurat kepada Bapak Kemenkumham dengan tembusan kepada Menlu untuk mencabut Visa on Arrival bagi warga Rusia dan Ukraina yang ingin ke Bali," katanya Minggu (12/3/2023).
Simak Video 'Gaduh Turis Berulah di Bali, Penertiban Kian Mendesak':
(fem/fem)Turis Rusia, Polah Tingkahmu kok Tidak Biasa... - detikTravel
Ngelanjutin Artikel nya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar