loading...
Wisudawan terbaik sekaligus doktor termuda Unair Maria Apriliani Gani. Foto/Dok/Unair
Tak hanya lulus doktor di usia yang masih sangat muda, Maria berhasil dinobatkan sebagai wisudawan terbaik jenjang S3 Fakultas Farmasi Unair pada wisuda Unair, Sabtu (3/6/2023). Tak tanggung-tanggung, ia bahkan lulus dengan perolehan IPK sempurna, 4.00.
Maria bercerita bahwa sejak menempuh studi S1, ia telah menaruh perhatiannya pada dunia penelitian. Ia bahkan kerap mengikuti berbagai ajang penelitian bergengsi tingkat nasional, seperti halnya PKM (program kreativitas mahasiswa).
Dedikasi Maria dalam dunia penelitian patut mendapatkan apresiasi. Benar saja, ia memperoleh apresiasi berupa beasiswa Peningkatan Kualitas Publikasi Ilmiah (PKPI) dari Kemendikbudristek. Lewat beasiswa itu, ia berkesempatan menapaki Negeri Ginseng untuk melakukan penelitian di Seoul National University selama 6 bulan.
Maria juga diamanahi untuk mengerjakan proyek penelitian dengan University of Rennes, Prancis. Bahkan, ia mendapat bantuan mobilitas Séjour Scientifique de Haut Niveau (SSHN) dari Pemerintah Prancis.
Maria menuturkan, melakukan penelitian di luar negeri bukan perkara mudah. Ia sempat merasa kesulitan beradaptasi dengan budaya baru, meski akhirnya berhasil mengatasi. Kendati demikian, ia sangat bersyukur karena memperoleh ilmu dan pengalaman baru.
“Di sana saya bisa mengenal teknologi-teknologi baru yang belum ada di Indonesia. Saya juga banyak belajar mengenai kultur positif dan beberapa di antaranya saya terapkan di Indonesia,” ungkapnya.
Maria mengaku sangat senang dan bangga. Pasalnya, ia berhasil mencatatkan namanya sebagai salah satu doktor termuda di Indonesia, tidak lama setelah perayaan ulang tahunnya yang ke-24.
“Lima hari setelah berulang tahun yang ke-24, saya diyudisium sebagai doktor baru di bidang Ilmu Farmasi. Saya sangat senang karena ini menjadi kado ulang tahun saya yang ke-24,” ucap awardee beasiswa PMDSU (Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul) itu.
Dalam studi doktoralnya, Maria melakukan penelitian dan mengembangkan biomaterial berukuran nanometer untuk aplikasi defek tulang dengan tujuan mengatasi permasalahan mahalnya produk implan tulang impor di Indonesia. Ia berharap, hasil disertasinya dapat menyumbang teori baru di bidang farmasi dan sekaligus dapat bermanfaat bagi masyarakat Indonesia.
(mpw)
Luar Biasa! Doktor Termuda Farmasi Lulus Unair di Usia 24 Tahun dengan IPK 4.00 - SINDOnews Edukasi
Ngelanjutin Artikel nya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar