Pemerintah Thailand menganggap Covid-19 sebagai flu biasa. Kebijakan itu berlaku mulai 1 Oktober 2022.
Diberitakan Bangkok Post, Selasa (16/8/2022) Departemen Pengendalian Penyakit (DDC) Thailand mengumumkan status terbaru Covid-19 di Thailand sebagai 'menular di bawah pengawasan'. Pemerintah Thailand akan tetap memantau mutasi virus meskipun jumlah infeksi menurun drastis.
Sebelumnya, sejak Februari 2020, Covid-19 dinyatakan sebagai penyakit menular berbahaya oleh Komite Penyakit Menular Nasional (NCDC). Kebijakan itu untuk memungkinkan kementerian kesehatan merespons lebih cepat terhadap ancaman yang muncul.
Informasi untuk traveler, Thailand mengelompokkan penyakit dalam tiga kategori besar untuk pengendalian penyakit, yaitu penyakit umum, penyakit menular berbahaya, dan penyakit menular dalam pengawasan.
Mulai 1 Oktober, Covid-19 akan ditempatkan di urutan ke-57 dalam daftar penyakit menular yang diawasi kementerian. Salah satu penyakit lain yang masuk daftar itu adalah demam berdarah. Dengan kategori itu maka covid-19 dan demam berdarah serta 55 penyakit lainnya haris terus dilaporkan perkembangannya setiap kali ada kasus baru terdeteksi.
"Di belahan lain di dunia, seperti di Amerika Serikat dan Jepang, Covid-19 sekarang diperlakukan seperti penyakit umum lainnya. Di Thailand, meskipun tingkat mutasi tampaknya telah melambat, masih akan dipantau secara ketat untuk memastikan bahwa ketika ada mutasi baru yang signifikan muncul, mereka akan terdeteksi lebih awal," kata Dr Opas, direktur DDC Thailand.
Kementerian juga mempertimbangkan untuk mengemas suntikan Covid-19 bersama dengan vaksinasi flu tahunan standar. Serta, memotong periode isolasi.
"Meski sudah tidak wajib lagi, namun penggunaan masker dan social distancing tetap sangat dianjurkan," ujar Opas.
Namun kebijakan pemerintah menurunkan status penyakit mendapat kritikan dari dokter ahli pernapasan. Dia mengatakan pemerintah terkesan memaksakan dan tidak berkonsultasi dulu dengan publik.
"Kementerian seharusnya berkomunikasi dengan publik lebih jelas bahwa jumlah sebenarnya kasus baru Covid-19 masih lebih dari 30.000 sehari dan memakai masker dan menghindari pertemuan publik yang tidak perlu tetap menjadi langkah pencegahan yang penting," kata Assoc Prof Dr Nitipat Jiarakul, Kepala Divisi Penyakit Pernapasan dan TBC Fakultas Kedokteran Universitas Mahidol RS Siriraj.
"Sementara kementerian bersikeras tingkat hunian tempat tidur rumah sakit tidak tinggi, rumah sakit negara sebenarnya masih diminta untuk terus menambah jumlah tempat tidur untuk pasien Covid-19 dan mereka berjuang untuk mengatasi beban kerja yang berat," katanya.
"Ada juga sejumlah besar orang yang menderita Covid lama karena kami melihat 20 juta infeksi domestik tahun ini saja, yang jarang disebutkan kementerian," tambahnya.
Negara lain yang menganggap Covid sebagai flu musiman
Sebelumnya, Spanyol dan Jepang mengumumkan bahwa mereka akan menganggap Covid-19 sebagai flu biasa di tengah lonjakan tinggi di berbagai negara. Tentu saja kebijakan mereka ini mendapat peringatan keras dari WHO.
Simak Video "'Flu Perut', Penyakit yang Tak Ada Hubungannya dengan Virus Influenza"
[Gambas:Video 20detik]
(sym/fem)
Thailand Akan Anggap Covid Seperti Flu Biasa ... - detikTravel
Ngelanjutin Artikel nya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar