Jakarta -
Band Radja baru-baru ini menjadi sorotan usai masalah yang menimpa mereka di Johor, Malaysia. Penyekapan, ancaman pembunuhan hingga akhirnya masuk ke wilayah persidangan dan membuat para pemangku kepentingan terkait di dua negara ini menaruh perhatian.
Menjadi bintang tamu Main Stage, Ian Kasela, Moldy dan Seno menceritakan dengan lengkap kronologi terjadinya bencana itu. Mulai dari menaklukkan panggung dengan sukses selama dua jam sampai kejadian tak mengenakkan itu terjadi. Videonya bisa ditonton di bawah ini.
Jika dikatakan Radja membuat ramai negara tetangga, benar adanya. Tapi sebetulnya, bukan baru ini, melainkan sejak awal kemunculannya 2001 silam.
"Saat dibilang Radja bikin Malaysia ramai, memang kita dari 2005 udah rame banget. Dan, Radja, gue berani mengklaim karena saat itu sudah jelas banget Radja itu salah satu band yang paling diterima di Malaysia. Setiap album kita diterima, makanya kalau dibilang Radja ramai di Malaysia, yes, sangat ramai," buka Ian Kasela.
"Yang baru terjadi juga sangat ramai lho, konsernya pecah, tiketnya sold out. Bahkan Radja kemarin salah satu konser dengan tiket termahal, harganya di atas tiket NOAH. Hanya saja, di tengah jalan ada pelajaran buat kita. Selagi ada orang tengah (middleman, perantara) kita harus hati-hati," sambung Moldy.
Radja dianggap gagal melakukan tanggung jawab terkait dengan meet & greet. Terjadi putusnya koordinasi antara pihak penyelenggara - perantara - Radja yang akhirnya menjadikan band tersebut dinilai tidak melaksanakan kewajiban.
"Kita juga masih belum tahu obrolan middleman dengan si pemilik modal acara. Apakah menyalahkan Radja, yang dibilang mungkin bisa aja gini lho, 'Radja bro yang nggak mau'. Ya orang marah lah. Itu asumsi tapi mungkin 80% dugaan itu benar, karena akhirnya kan terbukti marah karena yang dijual (dikambing hitamkan) adalah Radja," jelas Moldy.
"Soalnya dia (pemilik modal) sempat marah-marah ngomong, 'rugi 500 juta lebih, sekarang ditambah dengan kelakuan kalian kayak gini yang nggak mau meet and greet'. Gue langsung marah dong, berdiri, gue mau menjelaskan, tapi dia yang nggak mau dengar dan langsung terpancing emosi," timpal Ian.
Dari rentetan kejadian itu, yang mengkhawatirkan bagi Radja adalah ancaman pembunuhan yang dilakukan oleh pihak terkait. Hal itu juga yang membuat mereka menempuh jalur hukum.
"Jika you balik lagi ke Malaysia, konser di mana pun, I cari you mati," Ian menirukan ucapan si pengancam.
Momen kepulangan usai manggung kali ini memang tidak biasa bagi Radja. Seperti ada luka, sekaligus hikmah yang dibawa pulang.
"Seumur hidup nggak pernah dapat perlakuan kayak gini. Biasanya dapat ucapan terima kasih, ini malah dapat intimidasi. Sebagai manusia biasa ya merasakan trauma lah. Ya menurut gue, ini pesan khusus aja, hikmah, di balik keburukan ini ada kebaikannya lah pasti. Tadinya tidak hati-hati, jadi hati-hati, yang tadinya menyepelekan keselamatan dan keamanan, next akan berpikir keselamatan nomor satu," kata Moldy.
Mengutip salah satu lagu hits mereka, Manusia Biasa, drummer Seno justru menganggap kejadian kemarin adalah akumulasi teguran dari Sang Pencipta. "Aku hanyalah manusia biasa / Yang tak pernah lepas dari / Khilafku mencoba merubah segalanya / Mungkin ada kesempatan," begitu bunyi liriknya.
"Kalau secara manusiawi pasti yang pertama marah, emosi, kalau bisa dibilang dendam, ya adalah. Pastinya kejadian ini tidak akan terlupakan seumur hidup. Kalau dibawa ke dalam secara kerohanian, Alhamdulillah. Radja berkarier 22 tahun tidak mungkin tidak pernah melakukan salah, pasti ada, yang disengaja atau tidak, namanya juga manusia biasa. Jadi, kejadian ini mungkin akumulasi tegurannya," tutup Seno bijaksana.
Simak Video "Penjelasan Pihak Penyelenggara soal Radja Dapat Ancaman Pembunuhan"
[Gambas:Video 20detik]
(mif/dar)
Adblock test (Why?)
Insiden Radja di Malaysia, Akumulasi Teguran Si Manusia Biasa - detikHot
Ngelanjutin Artikel nya